• Al Hikam

  • Madrasahnya Sang Juara

Penguatan Molimo (Moderasi Lintas Agomo) Pada Siswa Al-Hikam Untuk Mencetak Generasi Unggul Berkarakter dan Berbudaya Lingkungan

Konflik berkepanjangan atas nama agama sering kali terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Masjid dibakar, Geraja diserang, tokoh agama menjadi sasaran kekejaman tangan-tangan tidak bertanggung jawab, bom bunuh diri mengatasnamakan agama, radikalisme dan vandalism dan diskriminasi atas nama isu sara seringkali terjadi dan menjadi pemberitaan nasional. Tentunya, insiden kekerasan atas nama agama suku, ras dan budaya tidak bisa dielakkan karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya yang beraneka ragam. Percikan kebencian, kekerasan, dan vandalism pasti terjadi karena ketersinggungan antar golongan. Jika tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi bom waktu yang sekali-kali dapat meledak dan menghancurkan tatanan masyarakat Indonesia yang sudah mapan.

Insiden kekerasan mengatasnamakan agama telah bertentangan dengan prinsip kehidupan umat manusia. Insiden-insiden kekerasan tersebut terjadi disebabkan karena pemahaman agama yang persial, konflik pendirian tempat ibadah, dan ketidak siapan hidup berdampingan merupakan salah satu faktor penyebat terjadinya intoleran. Pemahaman yang persial itu akan membuat pengikutnya bertindak tidak sesuai dengan ajaran agama. Maka dibutuhkan pemahaman yang komprehensif yang dapat mengakomodir dan meluruskan paham-paham yang bertentangan dengan kemaslahatan bersama terlebih untuk keberlangsungan kehidupan umat beragama. Penanganan secara khusus dan terencana harus dilakukan oleh berbagai pihak agar dapat menyelesaikan konflik kekerasan atas nama agama. Karena apabila tidak ditangani secara serius, kerugian ekonomi, social, politik dan materi yang luar biasa akan dialami oleh bangsa Indonesia.

Tegaknya moderasi beragama di Indonesia perlu dikawal bersama, baik oleh individu, lembaga, masyarakat maupun negara. Moderasi beragama diperlukan karena sikap ekstrem dalam beragama tidak sesuai dengan esensi ajaran agama itu sendiri. perilaku ekstrem atas nama agama juga sering mengakibatkan lahirnya konflik, rasa benci, intoleransi, Sikap-sikap seperti itulah yang perlu dimoderasi. Maka di kalangan generasi milenial sikap moderasi tersebut perlu digalakkan agar mereka juga dapat menerima perbedaan yang ada termasuk perbedaan pendapat yang ada di intern umat beragama itu sendiri.

Lembaga pendidikan memiliki peran strategis untuk memutus mata rantai kekerasan atas nama agama. Pendekatan edukatif dapat diimplementasikan dalam pendidikan damai yang diintegrasikan dengan kurikulum sekolah, latihan penyelesaikan konflik secara konstruktif, mediasi dan negosiasi oleh teman sebaya 8 merupakam usaha bersama agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mendamaikan. Pengetahuan keagamaan yang luas dan tidak parsial harus diajarkan dilembaga pendidikan agar peserta didik memiliki pondasi paham keagamaan yang tidak sempit.

Dengan demikian, moderasi beragama sangat perlu untuk ditanamkan kepada siswa agar tercipta hubungan harmonis antara guru, peserta didik, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga tercipta lingkangan yang damai dan aman dari berbagai ancaman.   

Artikel ini membahas mengenai porsoalan moderasi agama dalam konteks kelestarian lingkungan di Madrasah Tsanawiyah-Aliyah Al-Hikam Jombang. Tantangan yang muncul adalah bahwa moderasi belum bisa di maknai secara utuh oleh siswa madrasah, khususnya di madrasah Al-Hikam. Salah satu aksi yang disuguhkan untuk dapat menerima sikap moderasi beragama adalah melalui kegiatan berbudaya lingkungan. Artikel ini menyimpulkan bahwa penguatan Molimo (Moderasi Lintas Agomo) pada siswa MTs-MA Al-Hikam Jombang melalui kegiatan berbudaya lingkungan kemitraan bersama pengelola tempat ibadah dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu yang pertama adalah menanamkan konsep moderasi beragama dalam kegiatan kokurikuler dan terintegrasi di intrakurikuler di madrasah (melalui upacara, pembiasaan dan diselipkan saat pembelajaran), yang kedua dilakukan dalam kegiatan berbudaya cinta lingkungan ke tempat ibadah agama lain.

Hal pertama yang dilakukan MTs-MA Al-Hikam saat memberikan pembekalan kepada pendidik dan siswa-siswinya adalah membangun nasionalisme. Bahwa eksistensi faktual sebagai warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk sama-sama berkomitmen menjaga pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka kebhinekaan. Artinya, wawasan kebangsaan bersifat mutlak dan wajib dipedomani. Sebab sejarah telah mencatat, berdasarkan musyawarah para pendiri bangsa, negara ini telah berdialektika merumuskan dan menetapakan Pancasila dan NKRI sebagai ideologi dan bentuk negara. Sehingga sebagai anak bangsa yang memiliki tanggung jawab moral melanjutkan dan mengisi kemerdekaan, kita wajib menjujung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara yang telah susah payah diperjuangkan. Bukan untuk sebaliknya, menggugat apalagi merusaknya.

Kemudian setelah itu, pemahaman Moderasi Beragama yang menjunjung tinggi nilai dan sikap hidup toleran dalam beragama, menjadi bekal selanjutnya yang diberikan MTs-MA Al-Hikam kepada pendidik juga siswa-siswinya. Hal ini dimaksudkan, agar MTs-MA Al-Hikam menjadi bagian dari kawah candradimuka sekaligus mercusuar pengetahuan dan dapat turut andil menggali kemudian memancarkannya kepada umat. Sehingga, eksistensi MTs-MA Al-Hikam dengan seluruh civitas akademikanya diharapakan mampu menjaga, merawat serta membangun persatuan dan sikap toleran di tengah kehidupan umat beragama. Dalam hal ini, MTs-MA Al-Hikam meyakini, Moderasi Beragama yang mengimplentasikan nilai agama akan membuat sikap hidup seseorang menjadi lebih ramah terhadap perbedaan, karena sesungguhnya hal tersebut juga merupakan sunnatullah.

Moderasi beragama yang ditanamkan di Madrasah Al-Hikam diantaranya adalah mengajarkan pendidik dan siswa-siswinya tentang hakekat dan makna agama, dalam hal ini Islam, yang secara etimologis berarti penyelamatan. Artinya, beragama dapat juga diterjemahkan secara sosiologis sebagai upaya menebar damai dan kasih sayang, di mana saja serta kapan saja, selama hayat di kandung badan. Selain itu, penanaman nilai Moderasi Beragama yang juga diberikan adalah pencegahan radikalisme agama dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana telah dimaklum, saat ini tengah musim klaim kebenaran suatu agama, lebih tepat aliran dalam agama, yang menyatakan bahwa agama mereka paling benar, sedangkan agama lainnya salah dan cenderung kufur.

Implementasi wawasan kebangsaan dan moderasi beragama di MTs-MA Al-Hikam mengenai nasionalisme diwujudkan melalui beberapa kegiatan, diantaranya adalah:

  1. Pembinaan saat upacara bendera setiap hari Senin. Upacara yang menjadi simbol kesetian kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan dengan penuh khidmat. Saat upacara inilah Pembina upacara menanamkan tentang sikap moderasi beragama pada siswa.
  2. Pembiasaan membaca Al-Quran setiap pagi sebelum pembelajaran di mulai.
  3. Saat pembelajaran di dalam kelas, guru mengajarkan siswa-siswi untuk bermusyawarah dan menghargai pendapat. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam tentang musyawarah dan Sila Keempat Pancasila.
  4. Selain itu, menegakkan aturan dan pembelajaran yang berbasis akhlak dan adab, juga ditekankan pada siswa-siswi MTs-MA Al-Hikam untuk menghindari aksi kekerasan di lingkungan sekolah, saling menghargai dan menghormati terhadap guru, teman maupun tamu yang datang.

Dalam praktek Moderasi Beragama, ikhtiar MTs-MA Al-Hikam menumbuhkan sikap toleransi di tengah kehidupan umat beragama yang penuh kedamaian, kasih sayang sekaligus anti radikalisme, dilakukan dengan cara menjalin hubungan silaturahmi antar umat beragama. Untuk pertama kali, silaturrahmi dijalin dengan umat beragama Konghuchu, yang begitu bangga dan hormat kepada tokoh besar bangsa Indonesia, mantan Presiden Republik Indonesia, yakni KH. Abdurrahman Wahid atau biasa disebut Gus Dur. Hubungan silaturrahim yang dijalin dengan niat baik ini, kemudian menjadi batu loncatan bagi MTs-MA Al-Hikam beserta seluruh civitas akademikanya untuk terus mengembangkan sekaligus mewujudkan nilai-nilai universal dalam Moderasi Beragama untuk menangkal sikap intoleran dan radikalisme beragama.

Diantara nilai praktis yang sudah dan sedang dilakukan secara berkesinambungan adalah pola hidup sehat dan bersih umat beragama serta lingkungan rumah ibadahnya. Dalam hal ini, umat beragama dan juga beberapa lembaga terkait, saling mendukung dan bekerjasama menjaga kelestarian alam. Terkait budaya cinta lingkungan, banyak program madrasah yang sudah dijalankan, diantaranya adalah:

  1. Mendaur ulang sampah plastik
  2. Membuat sabun yang berbahan dasar jelantah
  3. Membuat serta menempatkan keranjang sampah yang juga berguna sebagai media sedekah botol plastik, dan
  4. Mensedekahkan keranjang sampah kepada sekolah, masyarakat sekitar
  5. Membuat biopori di sekitar lingkungan tempat ibadah umat beragama.
  6. Program bersih- bersih sungai di sekotar madrasah
  7. Melakukan sosialisasi kepada para pemilik warung di sekitar lingkungan sekolah dan makam Gus Dur untuk mengumpulkan sampah di dalam keranjang yang disediakan dan diberikan secara cuma-cuma kepada mereka agar nantinya dapat disedekahkan kepada MTS Al-Hikam lalu didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai jual.

Pola hidup sehat dan bersih, tidak terkecuali di lingkungan rumah ibadah umat beragama, sesungguhnya merupakan manifestasi dari ajaran agama itu sendiri, apa pun agamanya. Karena itu, setiap umat beragama pasti akan membuat lingkungannya bersih demi menjaga kesehatan dan kenyamanan hidup. MTs-MA Al-Hikam sebagai bagian dari Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, secara nyata telah turut serta menggiatkan pola hidup sehat dan bersih di lingkungan rumah ibadah. Aktivitas yang dilakukan antara lain membuat keranjang sampah lalu menempatkannya di beberapa titik area rumah ibadah, bersih-bersih rumah ibadah, mengumpulkan serta mendaur ulang sampah plastik yang berhasil dikumpulkan, baik berupa gels, botol atau saset pembungkus, dan tidak ketinggalan adalah program pembuatan 3lubang biopori di sekitar lingkungan rumah ibadah.perdana ke gereja kertorejo Ngoro.

Beberapa rumah ibadah bahkan juga sekolah umat beragama yang sudah dan sedang bekerjasama membangun pola hidup sehat dan bersih, tentunya selain lingkungan MTs-MA Al-Hikam dan Masjid Al-Awwabin di dekatnya, , Gereja Jawi Wetan Desa Muter Sari Bareng, GKJW Bongsorejo Diwek serta Sekolah Kristen Petra  Jombang. Sebagaimana telah disinggung di atas, kegiatan ini juga dibarengi pemberian keranjang  sedekah sampah  botol dan gelas plastic.. Melalui kegiatan dan program ini, diharapkan selain lingkungan rumah ibadah dan sekolah bersih dan sehat, ada juga nilai plus yang didapatkan secara ekonomis. Yakni berupa penjualan botol dan gelas plastic hasil dari sedekah para jama’ah.

 

ditulis oleh:

Hj. Maftuhah Mustiqowati, S. Ag. M. Pd

Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Hikam Jatirejo Diwek Jombang dan penggerak pelestari lingkungan sehat

01/07/2023 14:34 - Oleh Administrator - Dilihat 151 kali
Komentar

Mencintai alam semesta bersama sebagai wujud moderasi beragama

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Bu Ika: Emansipasi & Bumi Lestari, Dua Sisi Suluh Kartini

Panggilan Hati untuk  Menjaga Alam Semesta Allah menciptakan alam semesta termasuk bumi dan isinya  jauh sebelum manusia diciptakan di muka bumi (QS, al-Baqoroh:117) Allah te

21/04/2025 21:49 - Oleh Administrator - Dilihat 149 kali
Melek Digital, Kiat Remaja Zaman Now Bijak Menggunakan Internet

Pesatnya pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam menilai dan mengecek kebenaran sumber informasi media melalui teknologi digital.

03/01/2024 11:35 - Oleh Administrator - Dilihat 155 kali
Literasi Digital Madrasah: Menciptakan Generasi Indonesia yang Lebih Maju

Pengenalan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia yang semakin terhubung melalui teknologi digital, literasi digital menjadi suatu keahlian yang penting bagi semua lapisan

02/01/2024 11:17 - Oleh Administrator - Dilihat 167 kali
Beradaptasi dengan Pendidikan Digital: Tantangan dan Strategi Guru Madrasah

Pendidikan di era digital menuntut guru madrasah untuk bertransformasi dan menjawab panggilan zaman. Adaptasi terhadap pembelajaran digital bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi suatu k

01/01/2024 10:30 - Oleh Administrator - Dilihat 321 kali
Bully: Bukan Sekadar Permainan, tapi Kekerasan yang Kejam

Bullying atau perundungan, permasalah yang sering terjadi dikalangan anak- dan remaja, baik dalam lingkungan sekolah, pondok bahkan dalam ruang lingkup teman sepermainan. Anak yang dian

03/07/2023 15:01 - Oleh Administrator - Dilihat 113 kali
Menghidupkan Peran Pendidikan pada Kelestarian Lingkungan

Sejak dulu pendidikan selalu bisa diandalkan dalam memecahkan berbagai persoalan masyarakat. Jepang saat dibom atom oleh Amerika Serikat pada perang dunia kedua, hampir dari semua kalan

02/07/2023 14:43 - Oleh Administrator - Dilihat 139 kali